pernah kucerita tentang pondok putih
tidak menyolok, letaknya terselip
antara semak dan cemara?
di lereng gunung, ada tebing curam
lewat tikungan, agak dekat ke jalan
kabut ringan menyelimutinya
di kabut ringan meluncur
roh-roh dari puncak menjulur
ingin menyaksikan manusia celaka
yang datang ke sana mengganggu sunyi
dalam otak kiamat masih lama lagi..
dan tetap pergi, tanpa minta diri
manusia-manusia celaka tiada lain
adalah kita berdua, mengganggu sunyi
aku berdiri dekat jendela
kamar yang dingin kubelakangi
sedang selimut dan kaca yang miring pun
tetap gagal tuk menghangati
dan dia, kuanggap saja dia tak ada saat itu
murung hatiku, ia bertanya ;
"ada apa di luar yang menarik bagimu?"
kabut menebal, tak terucap olehku sepatah kata
tiba-tiba tersentak, tangan membelai dada
bisiknya hangat, "sayang ...., inikah saatnya?"
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar untuk menyempurnakan artikel ini,