17 February 2011

Sayang Mari Kita Bicara


Sepertinya agak susah menjumpai pasangan suami dan istri yang tidak pernah berselisih. Hampir semua pasangan pernah mengalami pertikaian atau pertengkaran dalam rumah tangganya. Cuma memang kualitas dan kuantitas dari kadar pertengkaran yang terjadi berbeda antara masing-masing pasangan. Ada pasangan yang menganggapa pertikaian sebagai bunga dan pernak pernik yang ada dalam pernikahannya. Ada juga pasangan yang menghadapinya sebagai pendewasaan karakter masing-masing pribadi yang berbeda menjadi lebih bijak dan menuju persamaan persepsi dalam mengarungi mahligai perkawinan. Bahkan ada pasangan yang merasa membutuhkan saat-saat untuk sedikit mengalami pertikaian guna mensiasati berkurangnya kondisi romantis akibat kesibukan dan rutinitas yang dijalani , sehingga setelah terjadi pertengkaran mereka akan kembali dalam kondisi mesra dan romantis. Tapi ada pasangan yang tidak bisa menyikapi pertengkaran secara bijak dan menjadikannya sebagai siksaan batin yang berlanjut kepada perceraian.

Pertengkaran dan pertikaian rumah tangga adalah wajar terjadi, cuma permasalahannya janganlah kualitas dan kuantitas pertengkaran semakin besar dan berakibat pada perpecahan dalam rumah tangga dan berimbas pada kondisi saling menyakiti. Pertikaian tersebut selalu didasari adanya perbedaan pandangan terhadap masalah rumah tangga yang dihadapi. Masalah selalu ada dalam kehidupan manusia, dan manusia seharusnya mampu dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Karena biasanya masalah tersebut juga datang atau muncul dari diri manusia itu sendiri. Komunikasi diantara suami dan istri sangat penting dalam menyelesaikan berbagai perbedaan dan masalah yang dihadapi. Bukankah tujuan berumah tangga adalah menyatukan dua kasih sayang manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan. Biarkan masalah yang ada diselesaikan sebagai satu tim dengan berupaya saling berbicara dan berkomunikasi untuk menemukan solusi yang terbaik bagi masalah yang ada. Bukankah 2 kepala lebih baik dalam mencari solusi? Dan ingatlah selalu untuk meluruskan niat mencari kebaikan dan penyelesaian, bukan mencari perbedaan. Suami dan istri bertemu dalam kasih sayang, maka hadapi perjalanan berumahtangga dengan kasih sayang. Suami yang ingin membahagiakan istri dan keluarga. Serta istri yang ingin selalu memberikan dukungan dan dorongan kepada suami untuk berjuang membina keluarga. Semuanya dilakukan dengan rasa kasih sayang.

Membicarakan Masalah Tanpa Masalah

Setiap kehidupan rumah tangga tidak lepas dari masalah. Langkah awal untuk memecahkan masalah adalah dengan membicarakannya. Tetapi mungkin Anda merasakan bahwa walau ada hal-hal yang mengganjal hati Anda, tetapi malas untuk membicarakannya karena akhirnya akan menyebabkan pertengkaran? Jika suatu permasalahan yang mengganggu kehidupan keluarga didiamkan saja, hal ini dapat menjadi bom waktu yang bisa meledak dan menghancurkan. Untuk itu, bicarakan dengan pasangan hidup dengan cara yang tepat.

Tidak dipungkiri, komunikasi yang baik akan turut menyumbang kehidupan keluarga yang bahagia. Tetapi, sikap kita sendiri atau sikap pasangan dapat membuat malas berkomunikasi. Yang salah adalah cara kita berkomunikasi, bukan komunikasi itu sendiri. Jadi, tidak ada alasan untuk akhirnya tidak mau membicarakan masalah. Agar komunikasi Anda tidak berakhir perang mulut, coba terapkan hal-hal berikut ini.

Tentukan Waktu Bicara

Hindari membicarakan masalah pada waktu-waktu biasanya Anda atau pasangan hidup cenderung untuk marah. Misalnya, saat baru pulang kantor ketika sedang lelah dan mudah terpancing emosi. Sebaliknya, berbicaralah pada waktu santai dan perhatikan kondisi hati apakah sedang dalam kondisi yang menyenangkan. Berbicara pada waktu yang tidak tepat akan memperburuk masalah.

Walaupun awalnya Anda berniat membicarakan suatu masalah dengan baik, tetapi bisa saja masalah tersebut memancing emosi Anda dan pasangan. Nada bicara yang keras semakin memperkeruh suasana. Jika hal ini terjadi, ada baiknya Anda berdiam diri sejenak sampai suasana kembali tenang. Tahan emosi Anda dan jangan terpancing dengan ucapan pasangan hidup Anda.

Jika pembicaraan tidak mungkin dilanjutkan pada saat itu, bicaralah dengan respek kepada pasangan hidup Anda bahwa hal ini akan Anda bicarakan lain waktu. Tentukan waktunya dan jangan terlalu lama dari saat Anda menghentikan pembicaraan. Ingat, untuk meminta dibicarakan lain waktu dengan nada bicara dan sikap yang hormat. Bukan dengan perkataan merendah seperti “Malas bicara sama kamu!” atau “Udah, gak perlu diomongin lagi!”. Jangan lupa untuk meneepati janji untuk berbicara pada waktu yang sudah Anda tetapkan untuk membicarakan hal ini sehingga menimbulkan rasa kepercayaan pasangan.

Bicarakan dengan Jujur

Jangan berpikir bahwa pasangan hidup Anda tahu apa yang mengganggu hati Anda. Pasangan hidup Anda adalah manusia biasa yang tidak dapat membaca hati. Maka, daripada mendiamkan pasangan hidup Anda karena berpikir dia tahu masalahnya, lebih baik ada bicarakan dengan jujur perasaan Anda. Ingat, ketika mengatakan perasaan Anda dengan nada yang baik bukan langsung marah-marah.

Katakan secara jelas apa dan kapan masalahnya serta bagaimana perasaan Anda. Jika masalah yang ingin dibahas ada beberapa, Anda dapat menuliskannya beserta solusinya. Hindari juga sikap suka mengungkit kesalahan pasangan agar permasalahan tidak melebar.

Mendengarkan

Yang tidak kalah penting dalam komunikasi adalah mendengarkan. Pasangan hidup mungkin merasa bahwa Anda tidak mendengarkan saat dia sedang berbicara. Hal ini, mungkin disebabkan karena Anda merasa telah mengetahui perasaan pasangan atau merasa mengetahui apa yang akan dibicarakan. Hindari perasaan merasa telah mengetahui perasaan atau apa yang dipikirkannya. Coba pahami perasaannya jika Anda ada di posisinya, Anda pasti ingin agar perkataan Anda didengarkan.

Ketika pasangan Anda sedang berbicara jangan menyela kata-katanya, biarkan sampai pasangan Anda selesai mengutarakan semuanya. Berikan perhatian penuh saat pasangan Anda sedang mengutarakan perasaannya. Tunjukkan dengan sikap yang sungguh-sungguh dalam mendengarkan. Misalnya, jangan mendengarkan tetapi mata Anda tetap asyik menonton TV. Ini dapat membuat pasangan Anda tidak diperhatikan.

Setelah selesai mendengarkan, coba untuk mengungkapkan kembali apa yang telah Anda dengar. Tanyakan apakah yang Anda ungkapkan sudah sesuai dengan maksud dari pasangan hidup Anda. Minta koreksi apabila ternyata ada yang tidak sesuai. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman di antara suami istri.

Buat Kesepakatan Solusi

Tujuan dari membicarakan masalah adalah agar tercipta suatu solusi yang dapat menghilangkan masalah tersebut. Setelah berbicara, Anda akan lebih mengetahui apa masalah yag sebenarnya terjadi dan bagaimana perasaan pasangan Anda. Kini, buatlah solusi agar masalah tidak semakin berlarut-larut dan dapat mengganggu keharmonisan keluarga Anda.

Sampaikan solusi yang Anda pikitkan begitu juga dengan pasangan Anda temukan yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan saran-saran solusi. Jika perlu, catatlah kemungkinan solusi-solusi yang terpikirkan. Setelah selesai, sepakati solusi mana yang Anda berdua pilih. Solusi tersebut harus mendapat kesepakatan dari Anda berdua agar tidak ada yang merasa keberatan dengan solusi di kemudian hari.

Setelah kesepakatan disetujui, tetapkan kapan Anda dan pasangan akan membicarakan tentang pelaksanaan dari solusi yang telah ditetapkan. Apakah sudah dilaksanakan dan bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak-dampak yang mungkin timbul.

Komunikasi adalah hal yang vital dalam kehidupan keluarga. Maka, upayakan terus menjalin komunikasi yang lancar dalam keluarga. Komunikasi juga harus dilakukan dengan itikad baik dan penuh hormat. Membicarakan masalah bukan seperti pertempuran, dimana kedua belah pihak saling menyerang, saling merasa benar dan menuduh pihak lawan yang salah. Hal tersebut tidak akan menghasilkan keadaan yang baik karena akan melukai keduanya.

Ingat, bahwa tujuan Anda adalah mencari jalan keluar yang melegakan Anda dan pasangan sehingga kehidupan menjadi lebih bahagia.

Renungan kita :
Tidak ada manusia yang sempurna. Saling mencintai atas kelebihan dan kekurangan pasangan adalah langkah praktis dan bijak dalam menuju kesempurnaan pribadi dan keluarga. Saling menerima dan berbagi diantara pasangan merupakan bentuk ungkapan kasih sayang yang pernah diikrarkan dalam pernikahan kita dahulu. Perbaiki diri kita sesuai dengan tuntutan kebaikan rumah tangga, bukan atas tuntutan ego kita masing-masing. Bahagia pasti akan datang untuk pasangan yang saling memahami atas nama kasih sayang.

No human is perfect. Mutual love of excess and shortage of couples are practical and wise step toward perfection in personal and family. Mutual acceptance and sharing among couples is a form of expression which never professed affection in our marriage first. Fix ourselves in accordance with the demands of domestic virtue, not on the demands of our own egos. Definitely happy couples who will come to understand each other in the name of compassion.

by uiputra to my wife that I love

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar untuk menyempurnakan artikel ini,

Listen to the Qur'an: